Nama : Sulthonia Hawa Nabilla
Kelas : IX E
No.Abs : 30
MENULISKAN KEMBALI
CERPEN YANG DIBACA
Judul : Deni dan Sepeda Motor
Karya : Fajriatun N
Deni mengayuh sepedanya perlahan
dibawah terik matahari yang membuatnya berkeringat.Deni mulai merasa lelah dan
rumahnya terasa sangat jauh,padahal biasanya cepat sampai.Mungkin karena Deni
yang sudah merasa benar-benar lelah.
Saat sampai pada tanjakan,Deni memilih
untuk menuntun sepedanya.Tiba-tiba terdengar suara motor dari arah
belakangnya.Ternyata suara motor tersebut adalah motor yang dikendarai oleh
Antok yang berboncengan dengan Woto.Mereka sengaja memainkan gas motor sambil
menyeringai ka arah Deni dan sambil mengejek Deni yang sedah kelelahan
mendorong sepedanya di tanjakan.Antok dan Woto langsung melesar diatas motornya
sambil terbahak-bahak.
Dalam hati Deni juag sangat ingin
belajar mengendarai sepeda motor.Akan tetapi orang tuanya selalu tidak
membolehkannya dengan alasan berbahaya.Deni melanjutkan perjalanan pulangnya
dengan mengayuh sepedanya dengan perasaan kesal dan menggerutu.
Suatu sore Deni bicara pada ibunya
tentang keinginannya untuk bisa mengendarai sepeda motor.Ibunya menggeleng
pelan dan tetap kekeh untuk tidak
membolehkan Deni belajar mengendarai sepeda motor dengan alasan yang sama
seperti ayah Deni yaitu masih berbahaya bagi anak seumuran Deni.Deni merasa
sangat tidak dihargai keinginannya dan merasa sangat kecewa dengan nasihat
ibunya.Akhirnya dengan muka suntuk Deni langsung masuk kamar untuk
menghilangkan sejenak rasa kecewanya.
Saat sedang tiduran dikamar,Deni
mendapatkan suatu ide agar bisa belajar mengendarai sepeda motor tanpa
sepengetahuan orang tuanya.Hari Minggu ada pameran lukisan di Balai Desa, Deni
berpikiran untuk menonton pameran tersebut.Alasan tersebut dijadikan alasan Deni
untuk bisa belajar mengendarai sepeda motor.Deni yang awalnya menggerutu karena
harus terpaksa belajar mengendarai sepeda motor dengan Antok yang
menyebalkan,dengan perlahan muka Deni mencerah.Tak apa bila harus bertemu
dengan Antok,asalkan ia bisa belajar mengendarai sepeda motor tanpa
sepengetahuan orang tuanya.
Minggu pagi,Deni sudah siap untuk
menonton pameran lukisan di Balai Desa dengan menunggu Antok diteras
rumah.Rencanannya,Antok akan menjemputnya saat itu dan berangkat bersama
menonton pameran sekaligus Deni akan belajar mengendarai sepeda motor bersama
Antok.Tapi sampai pada pukul 9 pagi,Antok belum juga dating menjemputnya.Deni
dikagetkan dengan kemunculan ayahnya yang sudah berpakaian rapi,lebih kaget
lagi saat ayah Deni berkata akan mengantarnya menonton pameran.Saat Deni
menolak untuk diantar oleh ayahnya,ayah Deni malah langsung menjawab dengan
ketus.AKhirnya Deni mau atau tidak mau harus mau diantar oleh ayahnya menonton
pameran daripada tidak menonton sama sekali.
Sampai pada setengah perjalanan Deni
melihat Antok,Woto,dan Didi yang tampak ketakutan dan akan menangis.Ayah Deni
langsung mengarahkan sepeda motornya ke seberang jalan tempat Antok,Woto,dan
Didi berada.Muka Woto yang sedikit pucat disamping Antok yang sedang
sesenggukan menangis menjelaskan kalau mereka baru saja kena tilang
polisi.Makanya mereka telat menjemput Deni kerumah.Mereka kena tilang
dikarenakan mengendarai sepeda motor dengan bocengan bertiga,saat itulah polisi
mengejar dan memberhentikan mereka.
Saat pulang dari pameran Deni
bersyukur karena tidak terjadi apa-apa dengannya hanya karena niatnya yang
ingin belajar mengendarai sepeda motor dengan teman temannya.
EmoticonEmoticon