Monday, April 9, 2018

BIBONG BAHASA INDONESIA MENULIS KEMBALI CERPEN

Nama  : Sulthonia Hawa Nabilla
Kelas    : IX E
No.Abs : 30
MENULISKAN KEMBALI CERPEN YANG DIBACA
Judul : Deni dan Sepeda Motor
Karya : Fajriatun N
          Deni mengayuh sepedanya perlahan dibawah terik matahari yang membuatnya berkeringat.Deni mulai merasa lelah dan rumahnya terasa sangat jauh,padahal biasanya cepat sampai.Mungkin karena Deni yang sudah merasa benar-benar lelah.
          Saat sampai pada tanjakan,Deni memilih untuk menuntun sepedanya.Tiba-tiba terdengar suara motor dari arah belakangnya.Ternyata suara motor tersebut adalah motor yang dikendarai oleh Antok yang berboncengan dengan Woto.Mereka sengaja memainkan gas motor sambil menyeringai ka arah Deni dan sambil mengejek Deni yang sedah kelelahan mendorong sepedanya di tanjakan.Antok dan Woto langsung melesar diatas motornya sambil terbahak-bahak.
          Dalam hati Deni juag sangat ingin belajar mengendarai sepeda motor.Akan tetapi orang tuanya selalu tidak membolehkannya dengan alasan berbahaya.Deni melanjutkan perjalanan pulangnya dengan mengayuh sepedanya dengan perasaan kesal dan menggerutu.
          Suatu sore Deni bicara pada ibunya tentang keinginannya untuk bisa mengendarai sepeda motor.Ibunya menggeleng pelan dan tetap kekeh untuk tidak  membolehkan Deni belajar mengendarai sepeda motor dengan alasan yang sama seperti ayah Deni yaitu masih berbahaya bagi anak seumuran Deni.Deni merasa sangat tidak dihargai keinginannya dan merasa sangat kecewa dengan nasihat ibunya.Akhirnya dengan muka suntuk Deni langsung masuk kamar untuk menghilangkan sejenak rasa kecewanya.
          Saat sedang tiduran dikamar,Deni mendapatkan suatu ide agar bisa belajar mengendarai sepeda motor tanpa sepengetahuan orang tuanya.Hari Minggu ada pameran lukisan di Balai Desa, Deni berpikiran untuk menonton pameran tersebut.Alasan tersebut dijadikan alasan Deni untuk bisa belajar mengendarai sepeda motor.Deni yang awalnya menggerutu karena harus terpaksa belajar mengendarai sepeda motor dengan Antok yang menyebalkan,dengan perlahan muka Deni mencerah.Tak apa bila harus bertemu dengan Antok,asalkan ia bisa belajar mengendarai sepeda motor tanpa sepengetahuan orang tuanya.
          Minggu pagi,Deni sudah siap untuk menonton pameran lukisan di Balai Desa dengan menunggu Antok diteras rumah.Rencanannya,Antok akan menjemputnya saat itu dan berangkat bersama menonton pameran sekaligus Deni akan belajar mengendarai sepeda motor bersama Antok.Tapi sampai pada pukul 9 pagi,Antok belum juga dating menjemputnya.Deni dikagetkan dengan kemunculan ayahnya yang sudah berpakaian rapi,lebih kaget lagi saat ayah Deni berkata akan mengantarnya menonton pameran.Saat Deni menolak untuk diantar oleh ayahnya,ayah Deni malah langsung menjawab dengan ketus.AKhirnya Deni mau atau tidak mau harus mau diantar oleh ayahnya menonton pameran daripada tidak menonton sama sekali.
          Sampai pada setengah perjalanan Deni melihat Antok,Woto,dan Didi yang tampak ketakutan dan akan menangis.Ayah Deni langsung mengarahkan sepeda motornya ke seberang jalan tempat Antok,Woto,dan Didi berada.Muka Woto yang sedikit pucat disamping Antok yang sedang sesenggukan menangis menjelaskan kalau mereka baru saja kena tilang polisi.Makanya mereka telat menjemput Deni kerumah.Mereka kena tilang dikarenakan mengendarai sepeda motor dengan bocengan bertiga,saat itulah polisi mengejar dan memberhentikan mereka.
          Saat pulang dari pameran Deni bersyukur karena tidak terjadi apa-apa dengannya hanya karena niatnya yang ingin belajar mengendarai sepeda motor dengan teman temannya.



EmoticonEmoticon

Panduan Kegiatan MOS

*Panduan Kegiatan MOS pada Tahun Ajaran Baru di masa Pandemi Covid 19* Kegiatan ini dpt di lakukan 1-2 minggu tergantung bagaimana dgn kese...